Advertorial
Kisah Hidup Nanang Ermanto Dari Anak Nakal Hingga Jadi Bupati Lampung Selatan
Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto menjadi narasumber pada acara Jendela Inspiratirm Program TV ANTV. | Dokpim Lamsel |
KALIANDA, Sungkainews.com – Bupati
Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto membagikan kisah perjalanan hidupnya yang
dimulai sejak kecil hingga dewasa.
Sebuah kisah yang mungkin
bisa menjadi inspirasi setiap orang itu, ia ceritakan dalam program bertajuk
“Jendela Inspiratif” yang akan ditayangkan Stasiun Televisi Swasta Nasional
ANTV.
Proses pengambilan gambar
yang dipandu presenter cantik Umi Rahmawati itu pun berlangsung di rumah dinas
bupati Lampung Selatan, pada Rabu (24/6/2020) pagi.
Nanang mengisahkan, sejak
kecil ia telah merasakan kerasnya kehidupan. Bahkan beberapa kali ia harus
berpindah-pindah sekolah saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Sebab, sewaktu sekolah ia
termasuk anak yang nakal dibanding anak-anak sebaya lainnya. Menurutnya, di
eranya dulu, kalau tidak nakal tidak ngetop.
“Waktu SD saya lima kali
pindah sekolah. Kalau gak bandel Nanang gak jadi Nanang,” cetus
Nanang Ermanto seraya mengenang kisah kecilnya.
Selepas menamatkan SD di
Sidoarjo pada tahun 1981, kedua orang tuanya memutuskan ia harus mendapatkan pendidikan
khusus. Tujuan supaya ia bisa berubah.
Akhirnya ia ditempatkan
di sekolah rehabilitasi anak nakal Handayani, Cilandak, Jakarta Selatan. Ini
bukan tempat sekolah anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental (cacat).
“Tiga tahun saya belajar
di Wisma Handayani. Pelajarannya seperti sekolah umum biasa. Hanya saja yang
membedakan kebebasannya. Saya benar-benar digembleng soal psikologi
kejiwaan, kedisiplinan, keterampilan dibidang pertanian, prakarya dan lain
sebagainya,” ungkapnya.
Ia menuturkan, meski
sekolah luar biasa (SLB) Handayani berada dibawah naungan Departmen Sosial,
namun ketika itu sekolahnya belum bisa menyelenggarakan ujian secara mandiri.
Ia akhirnya mengikuti
ujian di SMPN 11 Jakarta. “Karena sekolahnya belum terakreditasi. Jadi (ujian) ikut
di SMPN 11 Jakarta. Alhamdulillah saya lulus. Dan kembali ke Lampung,”
tuturnya.
Tidak sampai disitu,
setelah kembali ke Bandar Lampung, ia mencoba mendaftar di Sekolah Menengah
Atas (SMA). Meski telah memiliki ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia
sempat kesulitan masuk ke berbagai SMA yang ada di Bandar Lampung.
Hampir semua sekolah yang
ia datangi menolak. Bahkan, ia mengungkapkan kekecewaanya saat mendaftar di SMA
Wijaya. Niat baiknya untuk belajar dijenjang SMA pun kembali ditolak.
Alasannya, riwayat
pendidikannya tertulis SLB Handayani Pusat Rehabilitasi Anak Nakal. Sempat
putus asa, akhirnya ia mendaftar di SMA Tunas Harapan Gedung Meneng, Bandar
Lampung. Singkat cerita ia pun berhasil menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun
1987.
Ketika beranjak remaja,
ia sempat membantu orang tua berkebun dan usaha dagang di Desa Way Galih,
Kecamatan Tanjung Bintang.
Sejak dulu ia memang
senang bersosialisasi dan berorganisasi. Ketika itu tahun 1990 kharismatik
kepemimpinan bung Karno menjadi sosok figur yang ia idolakan.
Hingga kemudian ia
bergabung belajar dunia politik bersama dengan Partai Demokrasi Indonesia di
Kecamatan Tanjung Bintang (PDI Perjuangan saat ini).
Dari situ ia mulai aktif
belajar politik dan berorganisasi. Bersama PDI ia didik bagaimana berorganisasi
dan belajar tentang ideologi-ideologi berbangsa dan bernegara.
“Saya terinspirasi dengan
sosok bung Karno. Dia tokoh proklamator dan merupakan pendiri bangsa yang
mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi. Sosoknya juga memiliki rasa sosial
yang tinggi yaitu pengorbanan jiwanya bagi bangsa dan negara,” ucapnya.
Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto menceritakan kisah hidupnya sejak kecil hingga dewasa. | Dokpim Lamsel |
Jalan takdir yang
digariskan Tuhan bagi Nanang tidak pernah diduga. Sempat menjadi satpam,
anggota BPD Way Galih, Kepala Desa Way Galih dua periode hingga anggota DPRD
Lampung Selatan dua periode mengantarkan dua jabatan penting yang kemudian
didudukinya.
Dengan bermodalkan rekam
jejaknya itu, ia kemudian dipinang PDI Perjuangan untuk maju berpasangan dengan
H. Zainudin Hasan sebagai calon wakil bupati Lampung Selatan.
“Saya tidak pernah
bermimipi jadi bupati. Ya berjalan saja seperti air mengalir. Dari wakil
bupati, lalu Plt sampai kemarin alhamdulillah sudah definitif sebagai
bupati,” ujarnya.
Ia menuturkan,
kesuksesannya itu tidak datang dengan sendirinya. Sukses yang diperolehnya
bukan karena kemampuannya sendiri. Melainkan juga dibantu oleh orang-orang
terdekatnya.
Menurutnya, kesuksesan
suami tidak terlepas berkat dukungan seorang istri. Tanpa dukungan yang kuat,
belum tentu karier suami bisa terus menanjak. Perlu kerja sama yang baik antara
pasangan suami istri. Keduanya harus saling mensupport.
“Dibalik kesuksesan
seorang suami, ada istri yang luar biasa dibelakangnya. Disamping anak-anak
juga selalu mengawasi setiap apa saja yang saya kerjakan dan lakukan. Jika ada
hal yang kurang anak-anak selalu mengingatkan saya,” imbuhnya.
Dibalik kesuksesannya
juga berkat peran dan dukungan besar dari orang tua, khususnya ibunya. Ia mengungkapkan,
sejak kecil ia selalu diajarkan tentang kepedulian terhadap sesama, kejujuran
dan kerja keras, serta memperhatikan orang yang memerlukan bantuan.
“Pesan ibu yang selalu
saya ingat, bilamana kamu bisa menolong orang, jangan kamu pamrih. Supaya kamu
nanti hidupnya lancar,” kata Nanang.
Namun, jalan terjal menuju
puncak karirnya tidak semudah itu. Berbagai hambatan dan rintangan harus ia
lalui dimasa transisi ketika menjadi Pelaksana tugas bupati.
Mulai dari tsunami
birokrasi karena kasus kepala daerah sebelumnya. Kemudian banjir bandang di
Kota Kalianda yang menghancurkan jembatan penghubung Pasar Inpres Kalianda.
Belum lagi musibah
tsunami akibat letusan Gunung Anak Krakatau yang menyapu wilayah pesisir di
Kecamatan Rajabasa dan sebagian Kecamatan Kalianda.
Berkat kebersamaan dan
gotong royong yang selalu ia tekankan, persoalan satu persatu bisa
diselesaikan. Diawali dengan membangun spirit para Aparatur Sipil (ASN),
membenahi birokrasi sehingga pelayanan kepada masyarakat mulai kembali normal.
Lalu menjalin komunikasi dan
koordinasi dengan para pelaku usaha untuk memperbaiki jembatan Pasar Inpres
tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Tiga cobaan ini yang
saya lalui. Semua saya atasi dengan kebersamaan dan gotong royong. Ini yang
selalu saya tanamkan. Alhamdulillah sampai saat ini Kabupaten Lampung
Selatan dalam keadaan aman, nyaman, dan kondusif,” kata Nanang.
Tekad mengabdinya untuk
mewujudkan kabupaten berjuluk Khagom Mufakat menjadi lebih baik tak
sebatas itu. Upaya meningkatkan pembangunan diberbagai sektor terus dilakukan.
Keterbatasan anggaran
daerah yang dimiliki Kabupaten Lampung Selatan justru menjadi tantangan untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. Terlebih sebagai pintu gerbang Pulau
Jawa-Sumatera dengan akses jalan tol terpanjang, ia harus bisa menjawab
tantangan itu.
Salah satu terobosan yang
ia lakukan adalah dengan melibatkan para pelaku usaha melalui Forum
Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung Selatan. Alhasil, sejumlah
pembangunan bisa terwujud tanpa mengganggu dana APBD.
“Dulu waktu bangun
jembatan Pasar Inpres gak pakai APBD. Tapi pakai dana CSR dari para
pelaku usaha yang ada di Lampung Selatan. Kita saling bekerja sama,” katanya.
Selain itu, upaya yang ia
lakukan adalah dengan membangkitkan kembali dunia pariwisata yang sempat mati
suri akibat bencana tsunami. Ada juga pembangunan agrowisata, ruang terbuka
hijau di GOR Way Handak (GWH), dan Outlet Kolase di Dermaga Eksekutf Bakauheni.
Dengan inovasi-inovasi
itu, ia berharap dapat membangkitkan perekonomian masyarakat, khususnya UMKM di
Kota Kalianda. Selain pembinaan-pembinaan terhadap UMKM.
“Saat ini kita juga
sedang membangun agrowisata edukasi di samping rumah dinas bupati dengan luasan
2 Hektar. Tadinya lahan tidur, kita manfaatkan tanam buah-buahan dan sayuran.
Kita harapakan nanti menjadi wisata edukasi untuk anak-anak pelajar,” tuturnya.
Terkait COVID-19, Kabupaten
Lampung Selatan menjadi salah satu daerah yang mempunyai progres yang baik
dalam hal penanganan virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu.
Saat ini tidak ada kasus
positif virus korona di Lampung Selatan atau zero positif COVID-19. Kuncinya,
lagi-lagi berkat kebersamaan, kekompakan dan kerja keras seluruh elemen dalam
melakukan percepatan penanganan COVID-19 di daerah itu.
“Kita bentuk tim Gugus
Tugas mulai dari kabupaten, kecamatan, desa, dan dusun. Berkat kebersamaan dan
kerja keras semua pihak serta Forkopimda, ada Pak Kapolres, Dandim, Kajari, alhamdulillah
kita nol kasus positif COVID-19,” ungkap Nanang.
Sementara, menjelang
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang akan dilaksanakan pada 9
Desember 2020 mendatang, ia pun meminta semua pihak untuk menjaga kondusifitas.
Menurutnya, perbedaan dalam demokrasi itu adalah hal
yang biasa. Semua harus
sadar bahwa Pilkada adalah proses pemilihan sosok pemimpin di daerah yang harus
berjalan aman.
Ia mengatakan, masyarakat
harus lebih dewasa menyikapi proses demokrasi lima tahunan yaitu pemilihan
bupati dan wakil bupati. Jangan sampai kata dia, Pilkada justru membuat
masyarakat menjadi terpecah belah dan bermusuhan, apalagi merusak silaturahmi.
“Perbedaan pilihan itu
biasa, kita harus sama-sama bisa menjaga dan saling menghormati. Yang kita
utamakan itu untuk kepentingan Lampung Selatan kedepan. Masyarakat semua sudah
bisa menilai. Harapan saya semua elemen, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh
masyarakat, termasuk semua calon-calon bisa menjaga,” pungkasnya.
Saat
ini, tidak sedikit masyarakat Kabupaten Lampung Selatan yang bergantung pada
kebijakan-kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah lewat tangan dingin H.
Nanang Ermanto.
Terlebih
lagi pada saat ini Kabupaten Lampung Selatan tengah dilanda pandemi COVID-19.
Nanang Ermanto dengan keberpihakannya kepada masyarakat, selalu berusaha
menjamin keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. (rls/kominfo)