172 Sertifikat Hunian Tetap Korban Tsunami Lampung Selatan Diserahkan, Nanang: Jangan Digadai
Sungkainews.com, Rajabasa – Sebanyak 172 Sertifikat Hak Milik (SHM)
Hunian Tetap (Huntap) diserahkan kepada korban tsunami Selat Sunda pada tahun
2018 silam.
Penyerahan sertifikat tahap
pertama itu diberikan secara simbolis oleh Bupati Lampung Selatan H. Nanang
Ermanto kepada penerima bantuan di lokasi Huntap, yang dipusatkan di Blok A
Desa Way Muli Timur, Kecamatan Rajabasa, Senin (5/6/2023).
Bupati Lampung Selatan H.
Nanang Ermanto mengatakan, penyerahan 172 sertifikat Huntap itu merupakan tahap
pertama dari total keseluruhan 524 Huntap yang dibangun pemerintah.
Nanang menyebut, dari 172
sertifkat Huntap yang diserahkan, tersebar di empat desa. Rinciannya, 71 Huntap
di Desa Way Muli Timur, 20 Huntap di Desa Sukaraja, 34 Huntap di Desa Rajabasa,
dan 47 Huntap di Desa Maja.
“Dari 524 Huntap, alhamdulillah
sebanyak 172 telah diberikan sertifikatnya. Ini menjadi tonggak sejarah dalam
proses pemulihan pasca-bencana yang melibatkan pemerintah dan berbagai pihak. Insyaallah
tahap kedua ini bisa segera kita selesaikan," kata Nanang.
Nanang Ermanto berharap bantuan
Huntap tipe 36 tersebut bisa memberikan rasa nyaman penerima bantuan saat
dihuni bersama dengan keluarga. Nanang juga berpesan kepada penerima bantuan
untuk menjaga sertifikat dengan sebaik mungkin.
"Hari ini warga sudah ada
kepastian, sertifikat hak milik pribadi. Ini (sertifikat) di foto copy nanti
disimpan. Jangan digadai, jangan untuk aneh-aneh. Ini sertifikat sudah sah,
jangan di gadai-gadai," imbuh Nanang.
Sementara itu, Aliyudin (36)
penerima bantuan Huntap Desa Way Muli Timur menyampaikan rasa syukur dan terima
kasih atas bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Dirinya mengatakan bantuan
tersebut sangat bermanfaat untuknya dan keluarga.
"Alhamdulillah senang,
akhirnya sudah milik sendiri. Syukur alhamdulillah sudah diusahakan
sertifikatnya. Jadi kita nyaman nggak kepikiran, sudah resmi dikasih. Semoga
kedepannya bisa lebih dipedulikan lagi, karena disini kita kebanyakan
nelayan," tutur Aliyudin. (Red)